"sebelumnya saya mohon maaf apabila setelah membaca keseluruhan tulisan ini Anda merasa terkecoh dan kecele karena apa yang Anda bayangkan ketika membaca judul tulisan di atas, membuat anda berani menebak dan membayangkan isi tulisan ini menurut persepsi dan selera pribadi Anda sendiri."
----------------------------------------------------------------------------------
Di zaman yang serba maju seperti sekarang ini, tingkah polah manusia sudah sedemikian berjalan tanpa kendali. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong kemajuan peradaban manusia yang konon katanya dipenuhi oleh keberlimpahan materi. Hidup jadi serba mudah karena piranti-piranti berteknologi canggih telah bisa dimiliki oleh hampir setiap orang. Sepeda motor, telepon seluler, komputer dan internet, produk elektronik untuk rumah tangga, dan masih banyak lagi, telah membuat hidup terasa sedemikian mudah. Semuanya serba tinggal pencet tombol--seperti sim salabim ada kedabra—dan piranti-piranti tersebut akan bekerja untuk kita.
Namun benarkah segala sesuatu yang dihasilkan oleh apa yang kita sebut sebagai kemajuan teknologi itu benar-benar membawa peningkatan terhadap kualitas hidup manusia dan keberlangsungan/kelestarian ekologis? Dibutuhkan suatu analisa-analisa yang dalam untuk membuktikannya. Tapi setidaknya di sini saya mencoba untuk sedikit menunjukkan bukti-bukti kecil guna menjawab pertanyaan: apakah kemajuan zaman berjalan paralel dengan peningkatan kualitas hidup manusia dan kelestarian ekologis?
Pertama, anda sudah tahu betul tentunya dengan kerusakan hutan akibat penebangan kayu yang berlangsung secara masif dari sabang sampai Amerika Latin (bukan sebatas Merauke). Kondisi hutan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya saat ini sudah sangat memrihatinkan. Untuk apa hutan ditebang (baca: digunduli)? Untuk apalagi kalau bukan untuk memenuhi hasrat manusia akan kemewahan. Bagi negara, kekayaan hutan adalah salah satu pundi-pundi uang untuk menggenjot angka PDB-nya (Produk Domestik Bruto) yang menjadi tolak ukur kemampuan perekonomian nasional. Tapi apa akibat yang kita dapati dari aktivitas penggundulan hutan secara masif tersebut? Bencana tanah longsor, banjir bandang, serta menurunnya kualitas udara dan ancaman pemanasan global (global warming) senantiasa mengintai keselamatan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Apakah manusia dan makhluk hidup lainnya semakin merasakan kenyamanan hidup dari waktu ke waktu dengan kondisi lingkungan ekologis yang seperti ini?
Kedua, tidak sedikit produk yang kita konsumsi dan kita gunakan adalah RACUN dan zat-zat yang tidak ramah lingkungan. Pernahkah anda menyadari bahwa daging ayam yang anda konsumsi setiap hari mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang berasal dari pakan ternak? Pernahkan anda berpikir bahwa sayur mayur yang merupakan zat bergizi itu juga mengandung racun-racun berbahaya dari pestisida yang disemprotkan pada saat sayur tersebut ditanam? Dan bumbu-bumbu serta penyedap rasa yang anda beli di supermarket berasal dari zat-zat kimia sentetis yang memiliki sifat patologis terhadap tubuh anda? Penyakit-penyakit semacam kanker, stroke, jantung koroner, dsb, paling banyak adalah disebabkan oleh zat-zat racun di dalam makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Zat-zat kimia sintetis tersebut adalah zat asing bagi siklus hayati (rantai makanan), yang apabila terbuang ke lingkungan, ia akan sulit untuk diuraikan. Hal ini akan menganggu keseimbangan siklus hayati. Sebagai contoh adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman pertanian. Ketika zat racun tersebut masuk kedalam tubuh ia akan sulit terurai dalam metabolisme tubuh, dan akan tetap menjadi racun pada saat kita keluarkan bersama feses. Zat tersebut akan tetap sulit terurai saat sudah berada di tanah, dan akan tetap menjadi racun yang mengganggu kesuburan tanah. Dan apabila ia terserap oleh akar tumbuh-tumbuhan, maka ia akan tetap berwujud racun di dalam sel-sel tumbuhan tersebut, dan akan kembali meracuni apabila tumbuhan tersebut dimakan.
Mungkin uraian 'fakta kecil' di atas masih terlalu abstrak untuk dipahami. Namun setidaknya saya harapkan bisa menggugah sedikit kesadaran anda semua tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan ekologis sebagai pendukung utama kehidupan manusia di planet bumi ini. Keterancaman ekologis berarti adalah keterancaman hidup manusia.
Dan akhirnya, jika anda semua masih menaruh perhatian besar terhadap kehidupan anda sendiri dan seluruh umat manusia, serta makhluk hidup lainnya, mari menjadi orang yang mempunyai kepedulian terhadap kelestarian lingkungan ekologis.
Jadilah manusia yang sadar lingkungan (my darling), please...!
Wahyu Puspito S, a corner of the world, 25 juli 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar