Senin, April 14, 2008

½ sadar + ½ tak sadar = konyol (?)

KONON orang yang tertidur kehilangan seluruh kesadarannya. Itu berarti, bila menjelang tertidur maka yang hilang adalah separuh kesadarannya. Dengan kata lain, yang tersisa adalah separuh kesadarannya. Dan konon pula, orang yang setengah sadar setengah tak sadar bisa melakukan hal yang konyol, seperti yang kualami semalam. Begini kisahnya:

Menjelang lelap, kira-kira pukul 24.00 WIB, ponselku berdering. Aku sangka itu adalah calling dari seseorang yang berinisial (xxx). Lalu aku tekan tombol terima, tapi tak ada jawaban. Dalam kondisi kesadaran yang setengah melenyap (dan bersisa separuh) aku panik. Maka segera aku calling balik nomor ponselnya. Dari speaker ponselku hanya terdengar bunyi tut-tut sampai berkali-kali. Itu berarti ponselnya tak diangkat. Lantas aku kirim SMS padanya: “ada apa?” Sayangnya SMS tak berbalas. Mungkin dia telah pergi melelap diri. Dan baru pada pagi harinya aku tersadar sepenuhnya, suara dering semalam itu bukanlah calling, tapi dering alarm. (Mampus, pikirku).

Menyadari kekonyolanku semalam, aku pun tersipu-sipu malu dan dilanda rasa bersalah. Segera kukirim SMS klarifikasi dan permohonan maaf ke dia. Tapi SMS tak berbalas. Mungkin dia tak sempat membalas. Mungkin pula kekhilafanku memang tak perlu atau bahkan tak layak untuk diberi maaf. Aku pun ilfil jadinya.

Tapi setiap salah mengandung berkah (asalkan bukan salah yang disengaja). Dan berkah itu adalah rumus kecil hasil reka-rekaku sendiri, terinspirasi kejadian semalam: ½ sadar + ½ tak sadar = konyol.

Entah seberapa jauh kebenaran rumus itu, siapa pun dapat mengujinya--bahkan menegasinya. Toh itu bukan rumus matematika, jadi senantiasa terbuka kemungkinan lain jawabannya. Bukankah kehidupan bukan angka, dan bukan angka berarti tak memiliki rumus baku (?)


14/04/’08

2 komentar:

Anonim mengatakan...

wah-wah wah DNR aku tahu bener siapa itu. Makane pus ojo kakehen nglamun. Di omongin sekali2 biar gak keluar tanpa sadar seperti itu...he...hee. salam albert

espito mengatakan...

ah, itu hanya perasaan bung albert saja. apanya yg diomongin, saya tak faham. dan dugaan bung bisa jadi keseleo, eh, meleset maksudnya, ha ha ha ...