Senin, Mei 19, 2008

back to the ground

’tuk dikau nan merasai rasa sama

Semalam aku terbang menyusuri putih awan dan birunya langit. Terbang jauh meninggalkan buana, meninggalkan semua yang fana meski aku sendiri tak tahu nirwana-kah sedang kujelang. Aku hanya melanglang — melampaui elang yang kadang ia masih merindukan pulang dan hinggap kembali ke tanah. Aku tak ingin pulang, tak ingin menjejakkan kembali kaki ke bumi. Angkasa amat luas tak berbatas, membuatku lupa pada semua yang terserak di bumi bertabur misteri dan tragedi. Langit menjanjikanku kebebasan tiada batasan. Tiada tapal di sana. Tak ada gerbang imigrasi juga tak ada tragedi. Tak ada birokrasi yang kerap merampasi kebebasanku, juga tak ada aturan ini-itu. Aku terbang melanglang mengepak sayapku menentang bayu. Aku tak ingin turun kembali ke bumi. Aku jatuh cinta pada langit. Aku jatuh hati pada biru, pada kebebasan tak berbatas, pada kerling gemintang yang terasa dekat jangkauanku, dan pada segala di sana. Hingga datanglah detik itu. Setitik ingatan menyeruap di kepalaku. Aku ingat kamu… kamu yang telah buatku jatuh rindu karna kepergianmu. Maka kuputar haluan sayapku. Aku ingin kembali ke bumi, selekasnya. Secepatnya kuingin menemu kamu. Menjemputmu andai kau mau menyertaiku kembali melanglang angkasa, bersama. Bila kau tiada bersedia maka biarlah aku tinggal di bumi saja, tak perlu balik ke langit biru, karna kuingin di sampingmu senantiasa… semata. Kau lebih berarti dari segala apa pun juga, termasuk langit dan kebebasan itu.

Kamu, ah… @<” (!&+@ <@^”…

…salam rindu selalu dari kalbu…

Me,

in here stay with your shadow,

drowning in depth of my dreams…

Tidak ada komentar: