Sabtu, Mei 10, 2008

k u s u t (B3)

ADA tidak kurang duapuluh empat buku baru yang menambah koleksiku dalam dua bulan terakhir ini, empat di antaranya bertema filsafat, lima novel, dan sisanya junkbook. Sebagian kubeli di stan bazar buku di kampusku beberapa waktu lalu dengan harga lumayan miring. Sebagian lagi kudapatkan di Togamas dan Gramedia dengan harga tegak-lurus. Entah kenapa napsuku untuk membeli buku sebegitu besarnya, terutama sejak dua tahun terakhir ini. Sampai saat ini, tak kurang dari duaratusan buku beraneka tema telah pernah kubeli. Sebagiannya kuhibahkan kepada Rizki Amalia Putri (Puput), adik sepupuku yang masih kelas 3 SMP dan gemar membaca dan menulis. Sebagian lagi kuperuntukkan bagi teman-temanku sebagai kado pernikahan dan ultah, atau kadang kuberikan begitu saja tanpa ada momen apa-apa. Sementara sisanya, yang tak kurang dari seratus limapuluhan buku, nongkrong di rak sebagai koleksi dan referensi.

Entah kenapa aku begitu gila pada buku. Padahal semakin banyak buku yang kubaca, semakin banyaklah hal yang menongol diri dalam benak dan pikiranku tanpa aku memahaminya secara katam. Makin banyak hal yang kutahu dari buku justru memamerkan padaku semakin banyak lagi hal yang tak dan belum kutahu. Pakai kalimat singkat: aku jadi makin merasa bodoh dan blo’on. Maka beruntunglah mereka yang tak punya kegemaran membaca dan tak pernah merasa diri tak tahu. Beruntunglah mereka yang menjalani hidup tanpa banyak memendam tanya dalam benak, tanpa banyak menyimpan penasaran dalam pikiran. Bila kau tak tahu banyak hal tanpa kau merasa diri tak tahu maka pikiran dan benakmu akan terasa enteng laiknya kapas. Lebih jauh lagi, bila kebetulan kau punya lidah yang panjang dan bibir yang elastik, kau akan dengan mudah bicara panjang lebar kepada siapa pun juga tanpa merasa takut bahwa apa yang kau omongkan itu salah adanya. Bahkan kau bisa bebas mengobral bicara tanpa kau sendiri paham apa yang sejatinya kau bicarakan itu. Itulah enaknya jadi orang yang tak suka baca.

Dan kau tahu apa konsekuensi lainnya yang musti ditanggung oleh orang-orang yang gemar membaca? KUSUT PIKIRAN!!! Apalagi bila yang kau baca itu adalah buku-buku filsafat yang berambisi menyingkap sampai nyaris final tirai misteri jatidiri manusia dan dunia, ditambah lagi kau tak punya cukup pengalaman hidup untuk membangun keyakinan dan filsafatmu sendiri, dijamin pikiranmu akan tak ubahnya Titanic yang menabrak gunung es: KOYAK-MOYAK!!! Jika tak lekas tertolong, kau bisa karam ke dasar terdalam palung kehidupan: entah kau jadi gila atau pun berhasrat melepas nyawa. Bukankah yang terpenting bagi tiap-tiap individu sesungguhnya adalah keyakinan dan filsafat yang dibangunnya sendiri, seperti kata Soren Kierkegaard, filsuf Denmark yang konon giat menyanggah kaum eksistensialis yang berambisi menjelaskan dunia. Realitas eksistensi setiap orang, ungkap Kierkegaard, berasal dari kedalaman jiwanya masing-masing, bukan dari apapun yang disusun secara sistematis oleh orang lain.

Lantas kenapa aku musti jadi orang yang gemar membaca? KARENA terlalu banyak kegalauan dan resah yang menyergap benakku, terlalu banyak hal yang menghamburkan terlalu banyak tanda tanya ke dalam pikiranku. sementara, IRONISNYA, kapasitas dan abilitas otakku amat minim. OLEH SEBAB ITULAH aku butuh bantuan buku. TAPI CELAKANYA, bukannya berkurang, tiga hal bercetak merah di atas itu malah makin beranak pinak. DAN AKU MENYESAL karena telah terlanjur jatuh hati pada buku tanpa aku mampu mengelak darinya. AKU TELAH DIPERBABU BUKU!!!

Aku teringat semasa kecil dulu cita-citaku adalah menjadi petani sukses, atau kalau tidak ya jadi wirausahawan. Tapi memang jalannya hidup kerap kali unpredictable. Kini, menjelang duapuluh empat warsa usia, cita-cita masa kecil itu seperti raib ditelan bumi. Aku terperosok ke dalam jurang kegelisahan dan akhirnya musti berjibaku dengan hal-hal omong kosong yang ada di dalam buku.

Maka, beruntunglah anda yang tak suka baca, bergembiralah kamu yang tak berkarib buku. Dan saat ini pikiranku sedang kusut karena dua hal. Satu karena kebanyakan baca buku, satunya lagi tak perlu kukatakan pada siapa pun juga—rahasia!!

Oh ya. Kalau Anda belum paham apa itu B3, saya kasih tau. Itu akronim dari Buku Bikin Bingung, atau bisa juga Buku Bikin Bodoh, atau Buku Bikin Blo’on juga boleh. Terserah, Anda suka yang mana, sila pilih sendiri. Yang jelas itu tak ada sangkut pautnya dengan B3-nya Melly Goeslaw: Bukan Bin(a)tang Biasa ...

10/05/08

1 komentar:

amethys mengatakan...

salam kenal juga nak...

wah...hebatttt....selamat membaca, walau merasa diperbabu oleh buku tapiiii......percaya lah ibarat padi makin tua makin berisi...

sukses selalu
bravo