Sabtu, November 22, 2008

kesunyian, kematian


kupahat ruh di nisan


kekasih
kau fana tapi bermakna.
aku tak mau yang baka bila
buatku nestapa. aku
ingin tubuhmu ingin jiwamu
ingin menyatu dengan ruhmu.

tapi di batu nisan itu suatu waktu
kan kupahatkan kematianku
bukan namaku tetapi ruhku.
agar kau tak menziarahi daging
yang tlah menjelma tanah
juga belulangbelulang usang.

maka datanglah wahai kekasih
dengan ruhmu bukan tubuhmu
dalam ziarah nirwaktu.


unhealed wound

aku merangkak di jalanmu
jalan setapak penuh onak
kuterus merangkak
hingga kujelang pintumu

kuketuk pintumu
tiada jawab darimu
lalu kupanggil namamu
hanya sunyi tersuguh di hadapku

aku pun berpaling pulang
dengan perih luka meradang

kau tetap angkuh tak terengkuh
kenapa tak kau bakar saja aku dalam apimu
batinku ngilu
membeku oleh ketakacuhanmu.


cien annos de soledad

in my desolated soul
in my deserted body
i just felt life as a bird with
broken wings.

i just felt the wind blews me
alone
i just looked bluesky without reach
i just felt freedom in my mind
not in my whole life
i just looked whole life from the
top of my unseenivorytower.

i just live in my age of solitude
never end.

and in my skies twilight
i am waiting for my end of life...


tarian peluru

pelurupeluru berhamburan
berlesatan
mencari mangsa tanpa mata
tanpa kata
beberapa tetangga meregang nyawa
kawankawan pun mati
kakekku mati
banyak orang tak kukenal
dijemput ajal
semua karena peluru.

pelurupeluru berhamburan
berlesatan
bukan dari moncong senapan
melainkan dari langit berawan
seolah hujan.

siapa menghujankan peluru
dari ketinggian awan? --
pikirku bertanyatanya
tapi tak satu pun peluru
menyentuh kulitku
padahal aku telanjang bulat
menggeliatgeliat laksana ulat
tapi tak satu pun peluru
memangsaku.

lalu datang seorang serdadu menghadapku
menarik pelatuk aka empat tuju
memuntahkan puluhan peluru
menghancurkan kepalaku
menghamburkan otakku --
jalan kematian nan mewah
pikirku...


cool the suck [cul de sac]

di sebuah jalanbuntu
saat lelah merajai jiwa dan tubuh
aku rebah dalam pasrah
menunggu maut datang merenggut...

dingin...
buntu...

-november rain, 2008



Tidak ada komentar: