Minggu, Februari 22, 2009

obituari sebuah blog

- buat ann

Entah kenapa aku tiba-tiba merasa kangen untuk membaca tulisan-tulisanmu. Atau sebenarnya telah sejak lama aku kangen pada tulisan-tulisanmu namun baru sekarang aku mengungkapkannya lewat catatan ini. Ya, semenjak kau hapus blogmu beberapa bulan silam, serasa ada sesuatu yang terenggut dariku. Sejujurnya, dan kurasa kau telah tahu itu, aku adalah salah satu pengunjung rutin blogmu, pembaca setia catatan-catatanmu. Aku ingat kau pernah bilang dalam sebuah komentar anonim pada salah satu catatan di ruang ini: ngeblog akhirnya menjadi sekedar pamer tulisan. ingin dibaca. ingin dilihat. ingin dimengerti. ingin dikagumi. Itukah alasanmu mengakhiri keberadaan blogmu dan berhenti menulis? Ataukah, seperti pernah kau akui sendiri, karena tulisan-tulisanmu yang selalu emosional? Lalu apa salahnya dengan semua itu? Aku hanya suka membacai catatan-catatanmu, dan merasa kehilangan di kala kau telah memutuskan untuk mengakhirinya.

Aku tak pernah tahu bagaimana menulis yang ideal dan sempurna, menjadi penulis yang ideal dan sempurna, menjadi blogger yang ideal dan sempurna, tanpa sifat-sifat “negatif”. Sebagaimana aku juga tak pernah tahu bagaimana menjadi manusia yang ideal dan sempurna, tanpa sifat-sifat “negatif”. Kau bilang bahwa kau cacat, tak-sempurna; tapi adakah manusia yang tak-cacat dan sempurna? Aku hanya menganggapmu unik dan istimewa. Dan cerita-cerita yang kau suarakan dalam catatan-catatanmu adalah juga cerita-cerita milik banyak orang yang tak sempat dan tak sanggup menyuarakannya dalam tulisan.

Aku sendiri tetap menulis dan memposkannya di blog ini, dan aku tak tahu apakah dengan begitu aku sekedar pamer tulisan, ingin dibaca, ingin dilihat, ingin dimengerti, dan ingin dikagumi. Juga aku tak tahu apakah semua itu memang memalukan untuk terus dilakukan. Aku hanya ingin menulis dan menulis, lantas memajangnya dalam blog ini. Selebihnya, tak terlalu kupersoalkan.

Mungkin aku memang seorang grafomania, bukan manusia yang ideal dan sempurna; juga tak seistimewa kau yang mampu untuk terus berupaya membungkam segala yang tak-ideal dan tak-sempurna di dalam diri manusia.

Aku rindu cerita-ceritamu...[]

Tidak ada komentar: